Ranggon Sastra Berpuisi “Lagi”

“Yang terpenting bukanlah tempat terbaik, tetapi tempat tercinta” Rendra.

Membaca puisi sudah menjadi candu bagi anggora (sebutan untuk anggota Komunitas Ranggon Sastra/KRS), hal ini dapat dilihat dari kegemaran anggora setiap Sabtu malam. Pada malam yang menjadi panggung bagi anggora, tidak peduli apakah terang atau gelap asal ada puisi maka pesta puisi pun menggema di tempat yang tidak disebut panggung tetapi alam terbuka.

Sabtu malam, (14/03/2015) adalah pesta puisi kesekian kalinya bagi anggora. Jika waktu sebelumnya diadakan di halaman (kebun) sekretariat maka malam itu berbeda. Malam itu, lampu-lampu jalanan menjadi penerang utama bagi anggora ketika membaca puisinya. Laju kendaraan dan bising suara knalpot yang menderu menjadi bumbu suara yang menyahut di antara jalanan yang ramai. Dengus erang napas manusia yang berbeda juga menjadi lalu-lalang mata malam itu. Suasana begitu ramai dan hangat di tengah putaran jalan tepatnya di atas jalan tol TB Simatupang atau Taman Rancho Indah, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Sahutan suara dan petikan gitar menjadi syahdu ketika siur angin menjadi gema dan berderu di antara anggora yang duduk menunggu giliran untuk membaca puisinya. Semua berpesta dengan suara dan teriakan puisi yang berbeda. Malam itu, benar-benar menjadi malam puisi yang berbeda bagi anggora. Selain tempatnya yang ramai dan indah, juga temaram malam yang sendu dengan sepoi anginnya.

Semakin malam semakin menggema suara anggora dalam membaca puisinya. Taman Rancho Indah menjadi panggung yang penuh estetika. Pejalan kaki yang melintasi putaran sejenak menyaksikan lantang suara anggora yang semakin meliuk dan menggerung. Hingga malam menabuh genderangnya, anggora pun menutup malam puisi dengan diskusi sederhana. Beberapa gelas kopi menjadi teman dingin yang mendekap beberapa bibir anggora setelah melantangkan suaranya dengan puisi.

Tema Malam Puisi malam itu adalah petikan puisi W.S Rendra yang berjudul Rumah Nyonya Abraham, yaitu “Yang terpenting bukanlah tempat terbaik, tetapi tempat tercinta”.

Leave a Comment