Dangiang: Antara Cinta dan Kayangan

Dangiang merupakan nama sebuah desa yang terdapat di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Desa tersebut menjadi bagian dari Kecamatan Kayangan.

Dangiang, pada Agustus 2018 lalu menjadi salah satu desa yang terdampak gempa yang sangat parah. Desa tersebut luluh lantak. Hampir semua bangunan rata dengan tanah. Desa Dangiang merupakan desa kecil yang jarang terjamah oleh dunia luar.

Berkunjung ke Danging, kita akan disambut oleh gerbang yang akan selalu terngiang di benak kita. Bagaimana tidak, slogan desa tersebut benar-benar membuat setiap pendatang yang mendatangi desa tersebut akan berhenti sejenak untuk mengabadikan gapura, pintu masuk menuju Desa Dangiang.

Seperti namanya, Danging akan selalu dan terus terngiang-ngiang di benak kita. Desa tersebut layaknya desa tempat bidadari tinggal. Penuh dengan cinta dan senyum meski gempa telah meluluhlantakkannya.

Pada gapura yang terdapat di perbatasan desa, tertulis slogan, yaitu β€œDangiang, Menunggumu dengan Cinta.”

Setiap pengunjung akan dan pasti berhenti sejenak bahkan akan berlama-lama di depan gerbang dan mengabadikan tulisan yang menjadi slogan desa tersebut. Saya pun demikian ketika mengunjungi desa tersebut pada September 2018 lalu.

Pada waktu itu, saya ditugaskan menjadi salah seorang relawan pascagempa melanda dan meluluhlantakkan sebagian NTB selama kurang lebih satu pekan. Hari pertama dan kedua saya dan beberapa relawan lainnya mengunjungi desa ini. Desa yang selalu menunggu dengan cinta.

Di depan gerbang Desa Dangiang: Menunggumu dengan Cinta – temanngopimu

Meski desa tersebut hampir seluruh bangunan dan rumah penduduk hancur, namun desa tersebut tetap tersenyum dan tetap menunggu dengan cinta, dengan harapan, dan dengan doa.

Kami yang tiba di sana, disambut dengan senyum semringah oleh anak-anak yang sudah kehilangan sekolah dan rumah tempat mereka tinggal dan tempat mereka bermain.

Danging, benar-benar menunggu dengan cinta. Kami bercengkerama, bersenda dan bergurau bersama mereka. Mereka tersenyum dan riang menyambut kami, sedang kami tidak mampu membendung air mata melihat kegembiraan mereka yang telah kehilangan tempat belajar dan bermain.

Hampir beberapa jam lamanya kami berada di Desa Dangiang yang penuh cinta itu. Desa yang terdapat di Kecamata Kayangan, layaknya tempat bagi para bidadari tinggal: Kayangan.

Dangiang akan selalu menunggumu, menungguku, menunggu kita dengan cinta.

 

Leave a Comment